Hati-Hati terhadap rahasia di balik vaksin dan imunisasi
|
Jika kita merunut sejarah vaksin
modern yang dilakukan oleh Flexner Brothers, kita dapat menemukan bahwa
kegiatan mereka dalam penelitian tentang vaksinasi pada manusia didanai oleh
Keluarga Rockefeller. Rockefeller sendiri adalah salah satu keluarga Yahudi
yang paling berpengaruh di dunia, dan mereka adalah bagian dari Zionisme
Internasional.
Dan kenyataannya, mereka adalah
pendiri WHO dan lembaga strategis lainnya :
The UN’s WHO was established by
the Rockefeller family’s foundation in 1948 the year after the same Rockefeller
cohort established the CIA. Two years later the Rockefeller Foundation
established the U.S. Government’s National Science Foundation, the National
Institute of Health (NIH), and earlier, the nation’s Public Health Service
(PHS).
~ Dr. Leonard Horowitz dalam “WHO
Issues H1N1 Swine Flu Propaganda”
Dilihat dari latar belakang WHO,
jelas bahwa vaksinasi modern (atau kita menyebutnya imunisasi) adalah salah
satu campur tangan (Baca : konspirasi) Zionisme dengan tujuan untuk menguasai
dan memperbudak seluruh dunia dalam “New World Order” mereka.
Apa Kata Para
Ilmuwan Tentang Vaksinasi?
* “Satu-satunya vaksin yang aman
adalah vaksin yang tidak pernah digunakan.”
~ Dr. James R. Shannon, mantan
direktur Institusi Kesehatan Nasional Amerika
* “Vaksin menipu tubuh supaya
tidak lagi menimbulkan reaksi radang. Sehingga vaksin mengubah fungsi
pencegahan sistem imun.”
~ Dr. Richard Moskowitz, Harvard University
* “Kanker pada dasarnya tidak
dikenal sebelum kewajiban vaksinasi cacar mulai diperkenalkan. Saya telah
menghadapi 200 kasus kanker, dan tak seorang pun dari mereka yang terkena
kanker tidak mendapatkan vaksinasi sebelumnya.”
~ Dr. W.B. Clarke, peneliti kanker
Inggris
* “Ketika vaksin dinyatakan aman,
keamanannya adalah istilah relatif yang tidak dapat diartikan secara umum”.
~ dr. Harris Coulter, pakar
vaksin internasional
* “Kasus polio meningkat secara
cepat sejak vaksin dijalankan. Pada tahun 1957-1958 peningkatan sebesar 50%,
dan tahun 1958-1959 peningkatan menjadi 80%.”
~ Dr. Bernard Greenberg, dalam
sidang kongres AS tahun 1962
* “Sebelum vaksinasi besar
besaran 50 tahun yang lalu, di negara itu (Amerika) tidak terdapat wabah
kanker, penyakit autoimun, dan kasus autisme.”
~ Neil Z. Miller, peneliti vaksin
internasional
* “Vaksin bertanggung jawab
terhadap peningkatan jumlah anak-anak dan orang dewasa yang mengalami gangguan
sistem imun dan syarat, hiperaktif, kelemahan daya ingat, asma, sindrom
keletihan kronis, lupus, artritis reumatiod, sklerosis multiple, dan bahkan
epilepsi. Bahkan AIDS yang tidak pernah dikenal dua dekade lalu, menjadi wabah
di seluruh dunia saat ini.”
~ Barbara Loe Fisher, Presiden
Pusat Informasi Vaksin Nasional Amerika
* “Tak masuk akal memikirkan
bahwa Anda bisa menyuntikkan nanah ke dalam tubuh anak kecil dan dengan proses
tertentu akan meningkatkan kesehatan. Tubuh punya cara pertahanan tersendiri
yang tergantung pada vitalitas saat itu. Jika dalam kondisi fit, tubuh akan
mampu melawan semua infeksi, dan jika kondisinya sedang menurun, tidak akan
mampu. Dan Anda tidak dapat mengubah kebugaran tubuh menjadi lebih baik dengan
memasukkan racun apapun juga ke dalamnya.”
~ Dr. William Hay, dalam buku
“Immunisation: The Reality behind the Myth”
Dan masih banyak lagi pendapat
ilmuwan yang lainnya.
Dan ternyata faktanya di Jerman
para praktisi medis, mulai dokter hingga perawat, menolak adanya imunisasi
campak. Penolakan itu diterbitkan dalam “Journal of the American Medical Association”
(20 Februari 1981) yang berisi sebuah artikel dengan judul “Rubella Vaccine in
Suspectible Hospital Employees, Poor Physician Participation”. Dalam artikel
itu disebutkan bahwa jumlah partisipan terendah dalam imunisasi campak terjadi
di kalangan praktisi medis di Jerman. Hal ini terjadi pada para pakar
obstetrik, dan kadar terendah lain terjadi pada para pakar pediatrik. Kurang
lebih 90% pakar obstetrik dan 66% parak pediatrik menolak suntikan vaksin
rubella.
Lalu mengapa bisa hal itu
terjadi? Apa rahasia di balik vaksin dan imunisasi?
Menurut penelitian saya tentang
imunisasi yang telah saya lakukan sejak beberapa tahun lalu. Saya berusaha
mengaitkannya dengan metode ilmu genetik dalam Islam yang sedikit telah saya
pahami.
Vaksin yang telah diproduksi dan
dikirim ke berbagai tempat di belahan bumi ini (terutama negara muslim, negara
dunia ketiga, dan negara berkembang), adalah sebuah proyek untuk mengacaukan
sifat dan watak generasi penerus di negara-negara tersebut.
Vaksin tersebut dibiakkan di
dalam tubuh manusia yang bahkan kita tidak ketahui sifat dan asal muasalnya.
Kita tau bahwa vaksin didapat dari darah sang penderita penyakit yang telah
berhasil melawan penyakit tersebut. Itu artinya dalam vaksin tersebut terdapat
DNA sang inang dari tempat virus dibiakkan tersebut.
Pernahkah anda berpikir apabila
DNA orang asing ini tercampur dengan bayi yang masih dalam keadaan suci?
DNA adalah berisi cetak biru atau
rangkuman genetik leluhur-leluhur kita yang akan kita warisi. Termasuk sifat,
watak, dan sejarah penyakitnya.
Lalu apa jadinya apabila DNA
orang yang tidak kita tau asal usul dan wataknya bila tercampur dengan bayi
yang masih suci? Tentunya bayi tersebut akan mewarisi genetik DNA sang inang
vaksin tersebut.
Pernahkan anda terpikir apabila
sang inang vaksin tersebut dipilih dari orang-orang yang terbuang, kriminal,
pembunuh, pemerkosa, peminum alkohol, dan sebagainya?
Dari banyak sumber yang saya
dengar selama ini, penelitian tentang virus dilakukan kepada para narapidana
untuk menghemat biaya penelitian, atau malah mungkin hal itu disengaja?
Zat-zat kimia berbahaya dalam
vaksin.
Vaksin mengandung substansi
berbahaya yang diperlukan untuk mencegah infeksi dan meningkatkan performa
vaksin. Seperti merkuri, formaldehyde, dan aluminium, yang dapat membawa efek
jangka panjang seperti keterbelakangan mental, autisme, hiperaktif. alzheimer,
kemandulan, dll. Dalam 10 tahun terakhir, jumlah anak autis meningkat dari
antara 200 – 500 % di setiap negara bagian di Amerika.
Babi dalam Vaksin.
Penggunaan asam amino binatang
babi dalam vaksin bukanlah berita yang baru. Bahkan kaum Muslim dan Yahudi
banyak yang menentang hal ini karena babi memang diharamkan, seperti tertuang
dalam Qur’an ayat berikut :
“Diharamkan bagimu (memakan)
bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain
Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam
binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu)
yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak
panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini
orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu
janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan
telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena
kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.” Qur’an surah Al-Maidah (5) ayat 3
Bahkan dalam Perjanjian Lama
(Taurat) juga disebutkan :
“Jangan makan babi. Binatang itu
haram karena walaupun kukunya terbelah, ia tidak memamah biak. Dagingnya tidak
boleh dimakan dan bangkainya pun tak boleh disentuh karena binatang itu haram.”Imamat
11 : 7-8
Lalu mengapa Allah mengharamkan
Babi?
1. Asam Amino manusia yang hanya
sedikit berbeda dari binatang babi.
Asam amino adalah salah satu
penyusun protein pada makhluk hidup. Jika kita melihat insulin pada manusia dan
babi, maka hanya akan terpaut satu daripada babi. Berikut penjelasannya :
Insulin manusia :
C256H381N65O76S6 MW=5807,7
Insulin babi : C257H383N65O77S6
MW=5777,6
Penjelasan : hanya 1 asam amino
berbeda
Insulin manusia :
C256H381N65O76S6 MW=5807,7
Insulin sapi : C254H377N65O75S6
MW=5733,6
Penjelasan : ada 3 asam amino
berbeda
“Secara chemisty, DNA manusia dan
babi hanya beda 3 persen. Aplikasi teknologi transgenetika membuat organ
penyusun tubuh babi akan semakin mirip dengan manusia.”
~ Dr. Muladno, ahli genetika
molekuler di Fakultas Peternakan ITB
Tapi sayangnya mereka lupa jika
asam aminonya hampir identik berarti sama saja kita memakan daging manusia
(kanibal), dan telah jelas bahwa kanibal dapat menyebabkan penyakit-penyakit
genetik yang tidak bisa disembuhkan, termasuk penyakit syaraf dan lain-lain.
Di China, terdapat sebuah desa
yang gemar memakan daging manusia yang melintas di desanya, yang kemudian
digunakan untuk sebuah perayaan. Mereka mengatakan bahwa rasa daging manusia
mirip dengan rasa daging babi.
2. Sifat babi yang buruk dapat
menurun kepada manusia yang memakannya.
Seorang Imam Muslim bersama
kawannya orang barat pernah melakuak test kepada 3 ekor babi dan 3 ekor ayam,
masing masing adalah 2 jantan dan 1 betina. Dan hasilnya adalah :
Ketika 2 ekor ayam jantan dan 1
ayam betina dilepas, maka 2 ayam jantan tersebut bertarung hingga satu
tewas/kalah untuk merebutkan betina. Namun apa yang terjadi ketika 2 ekor babi
jantan dan 1 ekor babi betina dilepas ? ternyata babi jantan yang satu membantu
yang lain untuk melaksanakan hajat seksualnya pada si betina.
Dan sang Imam berkata, “Inilah !
Daging babi itu membunuh ‘ghirah’ (rasa cemburu) orang yang memakannya dan ini
terjadi pada kaum kalian.”
Beberapa penelitian di barat juga
banyak yang menyatakan bahwa memakan babi dapat mempengaruhi watak, resiko
perselingkuhan, dan hasrat seksual yang melebihi ambang batas kewajaran sebagai
manusia.
3. Tubuh babi dapat mengubah
virus jinak menjadi ganas.
Babi memiliki berbagai reseptor
dalam tubuhnya yang dapat menjadikan virus jinak yang masuk ke dalam tubuh babi
kemudian keluar dalam keadaan ganas, diantaranya reseptor yang sangat dikenal
para ilmuwan adalah reseptor alfa 2,6 sialic acid untuk mengikat influenza
manusia dan 2,3 sialic acid untuk mengikat virus influenza unggas. Virus-virus
yang terikat ke dalam reseptor tersebut kemudian dapat berubah menjadi ganas.
Selain itu reseptor-reseptor itu juga dapat mengikat dua jenis virus yang
memiliki sifat yang berbeda, untuk kemudian di mixing menjadi satu virus ganas
yang memiliki 2 sifat.
4. Banyaknya penyakit dalam tubuh
Babi
Kita sudah mengetahui sejak
Sekolah Dasar dahulu bahwa babi mengandung cacing pita yang sangat berbahaya.
Cacing pita bahkan dapat mengganggu sistem syaraf dan dapat masuk hingga otak
manusia. Selain cacing pita masih banyak penyakit lainnya yang disebabkan oleh
babi melalui bakteri, karena kebiasaannya yang senang memakan kotoran, bahkan
kotorannya sendiri.
5. Sifat aneh babi lainnya.
“Babi mempunyai sifat kembar
antara binatang buas dan binatang jinak. Sifatnya yang menyerupai binatang buas
adalah karena ia bertaring dan suka makan bangkai, sedangkan sifatnya yang
menyerupai binatang jinak ialah karena ia berceracak dan makan rumput serta
dedaunan lainnya.
Babi memiliki syahwat yang amat
kuat, hingga pada saat ia kawin (bersetubuh), pejantan bertengger di atas
betinanya yang berjalan bermil-mil jauhnya. Pejantannya mengejar-ngejar betina
demikian kasar hingga terjadi perkelahian yang mungkin menewaskan salah satu
atau menewaskan kedua-duanya.
Satu kali mengandung, babi betina
dapat melahirkan dua puluh ekor anak. Pejantan mulai kawin bila telah berumur 8
bulan, sedangkan betinanya mulai melahirkan bila telah mencapai umur 6 bulan.
Di beberapa negeri, babi kawin pada umur 4 bulan, betinanya mulai bunting
setelah dikawini dan akan melahirkan setelah bunting selama enam atau tujuh
bulan. Babi betina yang telah mencapai umur 15 tahun tidak dapat beranak. Jenis
binatang ini adalah yang paling banyak mempunyai keturunan. Babi jantan
merupakan binatang jantan yang paling tahan lama bertengger di atas betinanya
(kawin).
Yang mengherankan, jika sebelah
matanya dicungkil ia segera mati. Babi memiliki kesamaan dengan manusia, yaitu
kulitnya tidak dapat dikelupas kecuali jika dipotong lebih dulu daging yang
berada di bawahnya.”
~ Kamal al-Din Muhammad ibn Musa
al-Damiri, dalam Kitabul-Hayawan Al-Kubra
Bencana akibat vaksin yang tidak
pernah dipublikasikan.
* Di Amerika pada tahun 1991 –
1994 sebanyak 38.787 masalah kesehatan dilaporkan kepada Vaccine Adverse Event
Reporting System (VAERS) FDA. Dari jumlah ini 45% terjadi pada hari vaksinasi,
20% pada hari berikutnya dan 93% dalam waktu 2 mgg setelah vaksinasi. Kematian
biasanya terjadi di kalangan anak anak usia 1-3 bulan.
* Pada 1986 ada 1300 kasus
pertusis di Kansas dan 90% penderita adalah anak-anak yang telah mendapatkan
vaksinasi ini sebelumnya. Kegagalan sejenis juga terjadi di Nova Scotia di mana pertusis telah muncul
sekalipun telah dilakukan vaksinasi universal.
* Jerman mewajibkan vaksinasi
tahun 1939. Jumlah kasus dipteri naik menjadi 150.000 kasus, di mana pada tahun
yang sama, Norwegia yang tidak melakukan vaksinasi, kasus dipterinya hanya
sebanyak 50 kasus.
* Penularan polio dalam skala
besar, menyerang anak-anak di Nigeria Utara berpenduduk muslim. Hal itu terjadi
setelah diberikan vaksinasi polio, sumbangan AS untuk penduduk muslim. Beberapa
pemimpin Islam lokal menuduh Pemerintah Federal Nigeria menjadi bagian dari
pelaksanaan rencana Amerika untuk menghabiskan orang-orang Muslim dengan
menggunakan vaksin.
* Tahun 1989-1991 vaksin campak
”high titre” buatan Yugoslavia Edmonton-Zagreb diuji coba pada 1500 anak-anak
miskin keturunan orang hitam dan latin, di kota Los Angeles , Meksiko ,
Haiti dan
Afrika. Vaksin tersebut sangat direkomendasikan oleh WHO. Program dihentikan
setelah di dapati banyak anak-anak meninggal dunia dalam jumlah yang besar.
* Vaksin campak menyebabkan
penindasan terhadap sistem kekebalan tubuh anak-anak dalam waktu panjang selama
6 bulan sampai 3 tahun. Akibatnya anak-anak yang diberi vaksin mengalami
penurunan kekebalan tubuh dan meninggal dunia dalam jumlah besar dari
penyakit-penyakit lainnya WHO kemudian menarik vaksin-vaksin tersebut dari
pasar di tahun 1992.
* Setiap program vaksin dari WHO
di laksanakan di Afrika dan Negara-negara dunia ketiga lainnya, hampir selalu
terdapat penjangkitan penyakit-penyakit berbahaya di lokasi program vaksin
dilakukan. Virus HIV penyebab Aids di perkenalkan lewat program WHO melalui
komunitas homoseksual melalui vaksin hepatitis dan masuk ke Afrika tengah
melalui vaksin cacar.
* Desember 2002, Menteri
Kesehatan Amerika, Tommy G. Thompson menyatakan, tidak merencanakan memberi
suntikan vaksin cacar. Dia juga merekomendasikan kepada anggota kabinet lainnya
untuk tidak meminta pelaksaanaan vaksin itu. Sejak vaksinasi massal diterapkan
pada jutaan bayi, banyak dilaporkan berbagai gangguan serius pada otak,
jantung, sistem metabolisme, dan gangguan lain mulai mengisi halaman-halaman
jurnal kesehatan.
* Kenyataannya vaksin untuk janin
telah digunakan untuk memasukan encephalomyelitis, dengan indikasi terjadi
pembengkakan otak dan pendarahan di dalam. Bart Classen, seorang dokter dari Maryland , menerbitkan
data yang memperlihatkan bahwa tingkat penyakit diabetes berkembang secara
signifikan di Selandia Baru, setelah vaksin hepatitis B diberikan secara massal
di kalangan anak-anak.
* Melaporkan bahwa, vaksin
meningococcal merupakan ”Bom waktu bagi kesehatan penerima vaksin.”
* Anak-anak di Amerika Serikat
mendapatkan vaksin yang berpotensi membahayakan dan dapat menyebabkan kerusakan
permanen. Berbagai macam imunisasi misalnya, Vaksin-vaksin seperti Hepatitis B,
DPT, Polio, MMR, Varicela (Cacar air) terbukti telah banyak memakan korban
anak-anak Amerika sendiri, mereka menderita kelainan syaraf, anak-anak cacat,
diabetes, autis, autoimun dan lain-lain.
* Vaksin cacar dipercayai bisa
memberikan imunisasi kepada masyarakat terhadap cacar. Pada saat vaksin ini
diluncurkan, sebenarnya kasus cacar sudah sedang menurun. Jepang mewajibkan
suntikan vaksin pada 1872. Pada 1892, ada 165.774 kasus cacar dengan 29.979
berakhir dengan kematian walaupun adanya program vaksin.
* Pemaksaan vaksin cacar, di mana
orang yang menolak bisa diperkarakan secara hukum, dilakukan di Inggris tahun
1867. Dalam 4 tahun, 97.5& masyarakat usia 2 sampai 50 tahun telah
divaksinasi. Setahun kemudian Inggris merasakan epidemik cacar terburuknya
dalam sejarah dengan 44.840 kematian. Antara 1871 – 1880 kasus cacar naik dari
28 menjadi 46 per 100.000 orang. Vaksin cacar tidak berhasil.
* Dan masih banyak lagi.
Mengapa vaksin gagal melindungi
terhadap penyakit?
Walene James, pengarang buku
Immunization: the Reality Behind The Myth, mengatakan respon inflamatori penuh
diperlukan untuk menciptakan kekebalan nyata.
Sebelum introduksi vaksin cacar
dan gondok, kasus cacar dan gondok yang menimpa anak-anak adalah kasus tidak
berbahaya. Vaksin “mengecoh” tubuh sehingga tubuh kita tidak menghasilkan
respon inflamatory terhadap virus yang diinjeksi.
SIDS (Sudden Infant Death
Syndrome) naik dari 0.55 per 1000 orang di 1953 menjadi 12.8 per 1000 pada 1992
di Olmstead County, Minnesota. Puncak kejadian SIDS adalah umur 2 – 4 bulan,
waktu di mana vaksin mulai diberikan kepada bayi. 85% kasus SIDS terjadi di 6
bulan pertama bayi. Persentase kasus SIDS telah naik dari 2.5 per 1000 menjadi
17.9 per 1000 dari 1953 sampai 1992. Naikan kematian akibat SIDS meningkat pada
saat hampir semua penyakit anak-anak menurun karena perbaikan sanitasi dan
kemajuan medikal kecuali SIDS.
Kasus kematian SIDS meningkat
pada saat jumlah vaksin yang diberikan kepada balita naik secara meyakinkan
menjadi 36 per anak.
Dr. W. Torch berhasil
mendokumentasikan 12 kasus kematian pada anak-anak yang terjadi dalam 3,5 – 19
jam paska imunisasi DPT. Dia kemudian juga melaporkan 11 kasus kematian SIDS
dan satu yang hampir mati 24 jam paska injeksi DPT. Saat dia mempelajari 70
kasus kematian SIDS, 2/3 korban adalah mereka yang baru divaksinasi mulai dari
1,5 hari sampai 3 minggu sebelumnya.
Tidak ada satu kematian pun yang
dihubungkan dengan vaksin. Vaksin dianggap hal yang mulia dan tidak ada
pemberitaan negatif apapun mengenai mereka di media utama karena mereka begitu
menguntungkan bagi perusahaan farmasi.
Lalu adakah imunisasi yang benar
menurut Islam?
Imam Bukhari dalam Shahih-nya
men-takhrij hadits dari Asma’ binti Abi Bakr
Dari Asma’ binti Abu Bakr bahwa
dirinya ketika sedang mengandung Abdullah ibn Zubair di Mekah mengatakan, “Saya
keluar dan aku sempurna hamilku 9 bulan, lalu aku datang ke madinah, aku turun
di Quba’ dan aku melahirkan di sana, lalu aku pun mendatangi Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam, maka beliau Shalallaahu alaihi wasalam menaruh
Abdullah ibn Zubair di dalam kamarnya, lalu beliau Shalallaahu alaihi wasalam
meminta kurma lalu mengunyahnya, kemudian beliau Shalallaahu alaihi wasalam
memasukkan kurma yang sudah lumat itu ke dalam mulut Abdullah ibn Zubair. Dan
itu adalah makanan yang pertama kali masuk ke mulutnya melalui Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam, kemudian beliau men-tahnik-nya, lalu beliau
Shalallaahu alaihi wasalam pun mendo’akannya dan mendoakan keberkahan kepadanya.
Dalam shahihain -Shahih Bukhari
dan Muslim- dari Abu Musa Al-Asy’ariy, “Anakku lahir, lalu aku membawa dan
mendatangi Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, lalu beliau Shalallaahu
alaihi wasalam memberinya nama Ibrahim dan kemudian men-tahnik-nya dengan kurma.”
dalam riwayat Imam Bukhari ada tambahan: “maka beliau SAW mendoakan kebaikan
dan memdoakan keberkahan baginya, lalu menyerahkan kembali kepadaku.”
Ibu saya pernah mengatakan bahwa
bayi dilahirkan dalam keadaan kekurangan glukosa. Bahkan apabila tubuhnya
menguning, maka bayi tersebut dipastikan membutuhkan glukosa dalam keadaan yang
cukup untuknya. Bobot bayi saat lahir juga mempengaruhi kandungan glukosa dalam
tubuhnya.
Pada kasus bayi prematur yang
beratnya kurang dari 2,5 kg, maka kandungan zat gulanya sangat kecil sekali,
dimana pada sebagian kasus malah kurang dari 20 mg/100 ml darah. Adapun anak
yang lahir dengan berat badan di atas 2,5 kg maka kadar gula dalam darahnya
biasanya di atas 30 mg/100 ml.
Kadar semacam ini berarti (20
atau 30 mg/100 ml darah) merupakan keadaan bahaya dalam ukuran kadar gula dalam
darah.
Hal ini bisa menyebabkan
terjadinya berbagai penyakit, seperti bayi menolak untuk menyusui, otot-otot
bayi melemas, aktivitas pernafasan terganggu dan kulit bayi menjadi kebiruan,
kontraksi atau kejang-kejang.
Terkadang bisa juga menyebabkan
sejumlah penyakit yang berbahaya dan lama, seperti insomnia, lemah otak,
gangguan syaraf, gangguan pendengaran, penglihatan, atau keduanya.
Apabila hal-hal di atas tidak
segera ditanggulangi atau diobati maka bisa menyebabkan kematian. Padahal obat
untuk itu adalah sangat mudah, yaitu memberikan zat gula yang berbentuk glukosa
melalui infus, baik lewat mulut, maupun pembuluh darah.
Mayoritas atau bahkan semua bayi
membutuhkan zat gula dalam bentuk glukosa seketika setelah lahir, maka
memberikan kurma yang sudah dilumat bisa menjauhkan sang bayi dari kekurangan
kadar gula yang berlipat-lipat.
Disunnahkannya tahnik kepada bayi
adalah obat sekaligus tindakan preventif yang memiliki fungsi penting, dan ini
adalah mukjizat kenabian Muhammad SAW secara medis dimana sejarah kemanusiaan
tidak pernah mengetahui hal itu sebelumnya, bahkan kini manusia tahu bahayanya
kekurangan kadar glukosa dalam darah bayi.
Tahnik sebaiknya dilakukan oleh
orang-orang yang beriman kepada Allah, atau dapat pula dilakukan ayah atau ibu
sang bayi.
Penutup
Imunisasi yang selama ini
digembar-gemborkan oleh Zionis dapat berdampak kepada masalah yang sangat
serius bagi kehidupan penduduk dunia. Mereka yang bertujuan untuk menjadikan
ras lainnya berada di bawah kekuasaan mereka dengan berbagai cara. Sudah cukup
adik laki-laki saya yang menjadi korban konspirasi imunisasi ini. Kini saatnya
kita membuka mata dan bertanya pada hati nurani kita dengan berbagai propaganda
yang mereka lakukan.
Bahkan Allah telah menyuruh kita
berhati-hati terdadap berita dari mereka :
“Hai orang-orang yang beriman,
jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan
teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”
Qur’an surah Al-Hujuraat (49) : 6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar